Sunday 3 January 2016

[Novel Indie Review] Bride Of The Sun

Welcome to the kid..kali ini Jeff[D]KID menerima sebuah project review berupa Novel Indie yang akan dipublish. Sebuah project yang lagi-lagi menyita waktu saya untuk menunda project novel saya sendiri (Belum dapet inspirasi). Meski begitu, saya merasa sangat senang telah diberi kesempatan untuk mereview Novel indie ini dengan cara saya sendiri (meski tidak dibayar). abaikan kehidupan saya yang semakin Madaoaway, saya hanya berusaha membantu sesama penulis disini. Baiklah, sebelum memasuki sesi Review, alangkah baiknya Sahabat Kid untuk melihat sekilas siapa dalang dibalik Karya ini:

Penulis : Marsella Azuela
Illustrator : Tirapuw

Merasa Kenal dengan kedua nama diatas? Tidak?

Tidak peduli siapa mereka, Marsella Azuela adalah seorang penulis novel remaja yang sudah cukup terkenal, ia sudah menulis beberapa buku di Fantasteen dan Pink Berry (iklan: segera dapatkan bukunya di toko buku terdekat). Tirapuw sendiri adalah seorang illustrator professional dengan gambar bergaya jepang yang karyanya bisa disandingkan dengan mangaka dan illustrator dari jepang. Gambar orang ini selalu bisa membuat Novel terlihat lebih hidup (Maaf, jasa orang ini tidak gratis).

Judul : Bride Of The Sun

Sebelum itu seperti biasa, saya ingin membuat beberapa protes ala editor disini (kayaknya ngebet banget pengen jadi editor).

Pertama pada kalimat ini yang saya temukan diparagraf pertama (bukahkah ini terlalu cepat untuk melakukan keteledoran):
Berkali-kali, Kela, wanita tua itu menawarkan makanan kepadagadis berambut panjang yang diurai dibiarkan menyentuh lantaiberwarna hitam, kakinya yang panjang dan mulus itu berada diatas sofasambil dilipat. Matanya menatap lurus kearah dinding kamarnya yangterbuat dari beton-beton dilapisi wallpaper mewah berwarna merahbercorak burung berwarna emas.

Sekilas tidak ada yang aneh dengan kalimat di atas, karena memang tidak ada yang aneh apalagi Typo. Tapi yang ingin saya protes disini hanya gaya bahasannya. Coba baca lagi berulang-ulang kalimat diatas, dengan begitu anda akan mengerti kalau Penulis pada paragraf ini terlalu boros dengan kata “berwarna”. Sebenarya tidak masalah menggunakan pengulangan seperti ini, hanya saja pembaca akan mudah bosan. Apalagi kalau sampai menjadi kebiasaan. Ini adalah kebiasaan buruk para penulis yang boros kata dengan alasan gaya bahasa, padahal ia hanya kekurangan kosakata.
“Android itu, makhluk berbentuk manusia namun keseluruhannyaadalah robot menggeleng. “Manusia tidak boleh membuang-buang
makanan.”

Kalimat diatas terasa agak mengganjal dibaca apalagi bagian” adalah robot menggeleng”

Belum, tapi raja akan meninggal beberapa minggu lagi. Itu yang
diramalkan oleh para dokter.” Serissa mengingat keadaan RajaFermond yang terkulai lemah diatas kasurnya, hanya sebuah yang
menopang hidupnya, jika alat-alat itu dilepas, maka Raja Fermond akan
tiada. Tapi penderitaan Raja Fermond akan berakhir segera, meski akanmenorehkan luka keseluruh penjuru negeri.

Bisa dirasakan sendiri seperti ada bagian yang hilang disana, silahkan dikoreksi lagi.
Dan masih banyak kejanggalan-kejanggalan lainnya yang tidak ingin saya jelaskan (kecuali dibayar).

Sekarang masuk ke tugas saya yang sebenarnya. Sesuatu yang paling unik dari Novel ini adalah gaya bahasanya, itu karena latar belakangnya menggunakan semacam kerajaan, tapi disini bukan sembarang kerajaan , melainkan suatu kerajaan di mars. Berdasarkan hal itulah, gaya bahasa pada novel ini sangat mirip dengan gaya bahasa kerajaan jaman dahulu…benarkah? Tidak!. Justru lebih jauh lagi, gaya bahasa ini pastilah diambil pada zaman mahabarata. Sebuah kerajaan para dewa di langit.

Seseorang penggemar stasion televisi yang me”weebo”kan india, pasti mengenal kosakata dan alur cerita pada prolog. Bahasanya yang suka berdebat dan cenderung berbelit-belit, tapi dengan ekspresi dan sikap yang mendetail…itu adalah ciri kas sinetron india Mahabarata, ashoka, Mahaputra dan sebangsanya…meski gaya bahasa ini juga banyak ditirukan oleh beberapa sinetron Indonesia (yang kiblatnya ke india).

Keuntungan dari gaya ini adalah penulis bisa menggambarkan ekspresi dan sikap dengan lebih mendetail sehingga bisa menulis lebih banyak, namun kelemahannya adalah jalan ceritanya menjadi terlalu lama hingga pembaca akan merasa bosan.

Namun tidak perlu khawatir, karena dalam Novel ini kelemahan tersebut ternyata bisa ditutupi dengan cara yang unik yaitu dengan mencampurkan gaya ini dengan gaya bahasa Light novel (Novel Ringan Jepang). Dalam gaya bahasa light novel, alur cerita cenderung akan berjalan cepat, dengan begitu akan terjadi kombinasi lambat-cepat, disini tergantung dari karakter mana yang dimainkan.

Dalam gaya sinetron india, emosi kita akan dipermainkan menjadi kesal dan marah terhadap suatu karakter sehingga kita dengan cepat bisa membenci karakter seperti itu. Penulis melakukan hal ini pada pangeran sehingga saya sempat membencinya di awal-awal dia muncul, namun sebaliknya gaya jepang akan membuat kita jatuh cinta pada karakter tertentu dengan metode moefikasinya. Penulis berhasil memoefikasi sedikit demi sedikit pangeran yang kejam menjadi seorang Pangeran “Tsundere”. Benar-benar kombinasi yang unik bukan?.

Selanjutnya akan saya berikan pandangan saya terhadap karakter-karakter yang dimainkan.

Pertama adalah si tuan putri Acelynn, awal kemunculanyna aku sudah tidak suka dengan karakter ini, ia kelihatan seperti putri  yang egois yang lebih mementingkan dirinya daripada negaranya bahkan saudara kembarannya sendiri. Namun saya disini masih berbaik sangka, mungkin saja ada alasan tertentu kenapa dia seegois itu..tapi yah..karakter seperti ini banyak muncul disinetron-sinetron Indonesia. benar-benar sosok karakter yang menyebalkan bagi saya pribadi.

Serissa adalah sosok putri yang bijaksana yang rela membuang nafsunya bahkan rela dimadu demi Negara dan planetnya. Sosok putri yang teguh dan bijaksana, dia benar-benar tau caranya menjadi tuan putri…namun karakter ini terlalu kaku, aku berharap penulis bisa memoefikasinya lebih halus lagi. Kalau perlu sampai keluar “dere-dere”-nya.

Selanjutnya adalah sang pangeran pewaris tahta,Lyon. Sekilas dia adalah sosok yang keras kepala dan sedikit jahat. Dia tidak peduli denga perasaan Acelynn namun saat Acelynn jatuh sakit “dere” orang ini sedikit keluar. Tentu saja kedepannya karakter inilah yang akan menemani karakter utama Aerilyn. Jadi karakter ini harus bisa membuat pembacanya jatuh cinta atau paling tidak…tidak mengutuknya.

Aerilyn sang tokoh utama di novel ini adalah karakter yang paling saya sukai, kalau saja dia tidak muncul di chapter pertama aku pasti sudah menghapus Novel ini dari hardisk ku yang paling dalam dan memilih untuk mereview fanfic yaoi. Bisa dibilang dia adalah penyelamat dari karya besar ini. Aerilyn adalah sosok gadis yang tangguh, anggota militer yang terlatih, tapi dia juga sangat manis. Saat pertama kali aku melihat ilustrasinya, aku langsung jatuh cinta (Dasar nijikon). Tentu saja Konflik  sang putri tomboy ini dengan pangeran naif adalah sesuatu yang menarik untuk disaksikan kedepannya, meski belum membaca seluruhnya, saya memprediksi kalau orang ini bsa merubah pangeran busuk itu.

Atau seperti itulah yang saya harapkan, tapi penulis harus ingat..sebuah cerita yang konfliknya terlalu monoton dan berbelit-belit akan dibenci oleh pembaca, karena itu akan enak dilidah tapi enek diperut..sama seperti sinetron Indonesia yang tidak pernah jelas kapan konfliknya akan berakhir.

Oke itu saja pandangan dari saya, pesan saya kepada penulis, ini memang Novel indie tapi jangan sampai terjebak dengan alur dan cerita yang selalu berputar-putar yang selalu terjadi pada sinetron bertema kerajaan.

Kemudian kesimpulan saya kepada Pembaca sekalian, kumpulan tulisan ini adalah sebuah mahakarya yang layak dibaca dan dikoleksi, percayalah cerita dan ilustrasinya tidak akan membuat anda bosan. Mungkin kalau aku punya uang dari penulis sebagai upah dari review ini, aku mungkin akan membeli buku ini suatu hari nanti (masih ngarep aja!). Harap maklum saya Cuma pengacara (pengangguran banyak acara) *nunduk*.

Untuk terakhir kali saya juga penulis yang tidak luput dari kesalahan jadi saya mohon  berupa kritik dan saran di kolom komentar. Tentu saja saya juga ingin pujian suatu hari nanti. And then… for the last quotes…see you for the next illution………….(abaikan bahasa inggris yang belepotan ini)


Tertanda
Jeff[D]KID





No comments:

Post a Comment